Rabu, 17 September 2014

My album








Berita Kurikulum 2013

Pemberlakuan kurikulum 2013 di NTT terancam gagal

Selasa, 9 September 2014 10:48 WIB | 4.055 Views

Pewarta: Yohanes Adrianus

ILUSTRASI-Buku paket kurikulum 2013 mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMPN 11 Tegal, Jateng, Selasa (9/9). (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Kupang (ANTARA News) - Pemberlakuan Kurikulum 2013 untuk tahun pelajaran 2014/2015 di Nusa Tenggara Timur, terancam gagal, karena hingga kini semua buku panduan yang akan digunakan sebagai acuan belajar mengajar di sekolah, belum juga tiba.

"Saya juga binggung dan dalam kondisi ini saya tak bisa berbuat banyak, karena hal ini merupakan kewenangan pemerintah pusat," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Petrus Sinun Manuk, Selasa.

Dia mengatakan, ketiadaan buku panduan baik bagi guru maupun siswa akan menyulitkan sistem dan praktik belajar mengajar di sekolah.

"Saya tidak yakin tanpa buku panduan, guru dan siswa bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai arahan Kurikulum 2013 ini," katanya.

Petrus mengaku, sudah tidak bisa lagi berbuat-apa tentang ketiadaan buku panduan Kurikulum 2013 bagi guru dan siswa ke sekolah-sekolah di seluruh wilayah provinsi kepuluan ini, padahal ujian tengah semester sekolah segera berlangsung.

"Saya harus akui bahwa hingga saat ini buku panduan Kurikulum 2013 belum sampai ke sekolah-sekolah khusus SMP, SMA dan SMK, padahal sebentar lagi akan ujian tengah semester. Materi apa yang harus dipergunakan sekolah untuk menyusun soal ujian tersebut," katanya.

Kendati hal ini merupakan tanggung jawab dan sudah menjadi masdalah nasional, namun demikian, harus segera ada langkah lain, sebagai jalan keluar terbaik, agar pendidikan diselamatkan. 



Rabu, 10 September 2014

kumpulan foto-foto kegiatana SMAN ULTRA






FOTO-FOTO







my profil




Welcome to my profil



Introduce my name is suci ambarwati, but you can call me suci. Haha… sok ke-Inggrisan. Saya lahir di Putak(desa tercinta) tanggal 23 desember 1998. Sekarang saya berusia 16 tahun kurang 3 bulan atau 15 tahun 9 bulan. Saya  merupakan putri kedua dari kedua orang tua saya. Saya punya kakak laki-laki dan adik laki-laki. Saya anak perempuan satu-satunya di keluarga saya (cuman ngasih tau). Alamat rumah saya di Ds. Putak Kec. Gelumbang Kab. Muara Enim, kalo mau main ke rumah boleh aja, tapi jangan lupa bawa makanan, hehe….. tapi kalo hari sekolah saya tinggal di ASRAMA SMAN ULTRA. Tepatnya di Jl. Pesirah Mat Nang Ds. Tanjung Pring. Bisa dibilang sekarang ini jadi anak asrama.
Sekarang saya sekolah di SMAN 1 UNGGULAN INDRALAYA UTARA, tepatnya di kelas XI Matematika Ilmu Alam (MIA)2. Sekolah saya ini bisa dibilang sekolah yang beda dari sekolah lain. Mau tau apa buktinya? Sekolah saya kalo ujian nggak lagi pakek kertas, soalnya ujiannya udah online, makanya itu sekolah kami diberi julukan sebagai sekolah percontohan. Saya alumni siswi SMPN 1 Gelumbang dan SDN 23 Gelumbang. Kalo ingin tahu lebih lanjut tentang riwayat pendidikan saya, boleh hubungi saya langsung.
Saya sangat suka mendengarkan music, terutama lagu-lagu  dari cover Maddi jane. Yang tau berarti kece. Hobby saya menghafal lagu-lagu Maddi jane. Yang nggak setuju nggak kece. Makanan favorit saya yaitu makanan yang enak , lezat,sedap dan mantaaap!!!!!! Minuman favorit yaitu minuman yang seger,dingin,bikin adem dan yang penting bisa ngilangin haus bandel .
OK, I think that’s all about me. I am sorry if there is a mistake in my profil.
Thank you so much, and see you again.





Rabu, 03 September 2014

Profil SMP N 1 Gelumbang

SMP NEGERI 1 GELUMBANG



PROFIL SMP NEGERI 1 GELUMBANG

Nama      : SMPN 1 Gelumbang
NIPSN     : 10600910
Tipe       : Negeri
Alamat    : Jl. Raya Gelumbang 
Kab/Kota : Muara Enim
Provinsi   : Sumatera Selatan
Jenjang   : SMP

Sejarah Gelumbang

GELUMBANG


  • Letak Kecamatan Gelumbang
Gelumbang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Muara Enim,Sumatera SelatanIndonesia. Kecamatan Gelumbang ber Ibukota di kelurahan Gelumbang, dapat dicapai dengan kendaraan umum lebih kurang 45 menit hingga satu jam ke arah selatan dari terminal Karya Jaya Palembang. atau sekitar 30 menit ke arah utara dari kota Prabumulih.
Belida merupakan suku asli penduduk di kecamatan ini dan 98% penduduk aslinya beragama Islam. Masjid dapat ditemukan di setiap Desa, dan Langgar (Mushola) tersebar hingga ke pelosok kampung.
Wilayah asli kecamatan Gelumbang sudah berapa kali mengalami penyusutan seiring dengan pemekaran wilayah kecamatan Gelumbang menjadi beberapa perwakilan kecamatan untuk kemudian menjadi kecamatan mandiri terpisah dari kecamatan Gelumbang.

  • Sejarah Kecamatan Gelumbang


Nama Gelumbang yang merupakan nama sebuah desa di Kabupaten Muara Enim, berada sekitar 70 km sebelah selatan dari kota Palembang. Penduduknya bermata pencaharian sebagian besar sebagai petani , pedagang dan penangkap ikan.
Bercerita tentang leluhurnya, masyarakat Gelumbang semula berasal dari masyarakat pendatang yang bertujuan untuk mengungsi atau mengembara menelusuri sungai, ketika itu hubungan darat masih sulit untuk menembus daerah baru, jadi mereka memanfaatkan jalur sungai yang mudah karena memang sudah tersedia.sungai yang ditelusurin anak sungai Musi.
Sungai Musi yang panjang itu mereka telusuri kehulu dan setelah tiba di salah satu anak sungai yang memiliki air jernih dengan kedalaman tak kurang dari 7M, mereka terus menelusuri sungai tersebut (Sungai Belida) banyak ikan dan tepian asri sehingga tak terasa telah jauh ke hulu anak sungai tersebut.
Konon masa Kerajaan Majapahit dusun Gelumbang belum ada masih merupakan hutan belantaran tepat di hulu anak sungai itu dengan leber sekitar 70 M dan dalamnya 7 M. sang pengembara yang menggunakan perahu Jukung, berlabu salah satu pesisir sungai yang ketika itu belum tau apa nama daerah itu. Dengan memanfaatkan sebuah tongak yang bernama Satang Bambu Manyan, setelah seorang penumpangnya menamcapkan Satang Bambu Manyan tersebut ke tepian tanah. Kemudian perahu ditambatkan pada bambu tersebut.
Adapun perahu Jukung tersebut kiranya membawa serta seseorang bangsawan yang bernama Raden Kuning beserta pengawalnya. Mereka menetap beberapa lama disana. Singkat kata beberapa purnama kemudian,Raden Kuning serta beberapa hari selanjutnya Raden Kuning juga meninggal dunia dikarenakan penyakit yang sama dan dikebumikan di daerah itu juga. Kini daerah itu dikenal dengan Keramat Talang Manyan. Selanjutnya berapa pengawal kembali menuju kehilir dengan membawa kabar meninggalnya Raden Kuning dan daerah yang makmur serta daerah yang asti tadi.
Kabar daerah yang asri dengan tanah yang subur serta memiliki sungai yang berisikan berbagai ikan tersiar sudah. Pada tahun 1452,tepatnya tanggal 3 juli 1452,hari minggu datanglah sepasang suami istri beserta para kerabatnya tiba di sebelah hulu Talang Kerabat Manyan.
Rombongan ini diketahui oleh seseorang bangsawan bernama Raden Wihardjo (Mardin) dan istrinya bernama Huminah menetap disana, yang kini bernama daerah Pengkalan Kuta.daerah yang subur itu lambat laun ramai dan menjadi tempat bercocok tanam yang menjadi daerah pasokan sayur mayur dan ikan untuk di daerah sebelah hilir. Dari beberapa pondok dan rumah dan kian lama kemudian menjadi ramai karena perkawinan dan keturunan berkembang.
Suatu ketika Mardin dan istrinya Huminah bersama beberapa kerabat dusun bermufakat untuk mambuat perkampungan yang lebih luas. Daerah yang mereka tempati, ketika itu sudah mulai sesak. Hasil mufakat untuk membangun dusun di daerah darat lagi, namun karena daerah yang dituju ada di sembarang sungai diputuskan untuk membuat perahu besar.
Perahu dibuat satu khususnya untuk keperluan Raden Wihardjo beserta keluarganya dan beberapa perahu kecil yang dibuat dari balok kayu.kayu yang diperlukan adalah kayu Tenan berdiameter tidak kurang dari 1 M dan panjang 7 Depa.
Berkat kegigihan dan gotong royong mereka bekerja sama, akhirnya jadilah sebuah dusun dan memiliki tempat untuk menjual hasil buminya maupun karya lainnya berkat kepemimpinan Mardin dusun itu menjadi nama Gelumai, dan tempat mereka semula diberi nama Pangkalan Kuta.Dusun baru itu kian lama kemudian terkenal namanya dan ramai dikunjungi pedagang. Terbukti dengan silih berganti datangnya masyarakat dari beberapa tempat untuk menetap di dusun Gelumai. Pedagang dari Kayu Agung dengan menggunakan perahu Kajang datang kesan berdagang alat rumah tangga terbuat dari tanah liat. keran, periuk, kendi,dan lain-lain. Pedagang dari Palembang banyak membawa garam, tembakau, dan alat berburu lainnya. Kegiatan berikut berlangsung sacara barter barang maupun menggunakan alat tukar lainnya seperti kulit dan daging hewan buruan ke dusun Gelumai.
Dari perkawnanistri Raden Wihardjo (Huminah) melahirkan seorang anak laki-laki bernama Raden Djakso Wihardjo hingga dusun selesai di bangun Raden Djakso Wihadjo sering sakit-sakitan hingga ia berangjak usia remaja.
Sahdan cerita dari keadaan Raden Djakso maka atas nasihat dan petuah masyarakat nama Raden Djakso Wihardjo dinyatakan tidak sepadang dengan raga putra tunggal Raden Wihardjo. Lalu diubahlah nama tersebut dengan nama yang diyakini akan tuah baginya, yaitu Raden Kemas Perdede.
Pemudah gagah yang menjadi idaman para perawan di masa cerita itu serta harapan bagi desa Gelumai,kiranya yang maha kuasa berkehendak lain, Raden Kemas Padede harus menjadi anak yatim.hal ini karena ayah terkasih raden wihardjo meninggal dunia konon katanya Raden wihardjo I tepi sungai dimana mereka bermukim pertama kali.
Berlangsung beberapa purnama kemudian ibu tercinta Huminah meninggal dunia dan dimamkamkan disisi makam Raden Wiharjo. Disuatu pertengahan tahun,tepatnya 3 purnama setelah kepergian orang tuanya Raden Kemas Pardede terbetik inginnya yang amat sangat akan kerinduhan pada kedua orang tuanya. Bukan tanpa alasan mengapa ia ingin kesana?. Tak lain karena dia mendapat firasat buruk akan keadaan makam orang tuanya. Setelah mendapat restu dari pemuka adat masyarakat di sana, bertolak ia kesebrang untuk berziarah yang dilepas para pengawas dusun. Bergayung menuju seberang.
Ditengah perjalanan tiba-tiba turun hujan yang sangat deras disertai angin kencang dan suara guntur bergemuruh yang diawali kilat maupun petir.
Raden Kemas Wihardjo pantang surut akan niatnya.kekhawatiran akan makam orang tuanya ia kiat gigih mendayung mendayung sampan untuk melanjutkan perjalanan.
Hujan yang tak kunjung reda malah kian deras dan akhirnya air sungai meluap tinggi dalam waktu singkat. Banjir melanda dusun Gelumai.dan demikian halnya pangkalan kuta maupun kedua makam orang tuanya hilang ditelan banjir. Tampak dari kejauhan Raden Kemas Pardede menyaksikan makam orang tuanya disapu oleh arus gelombang besar yang tiba-tiba muncul dari sungai itu dengan sekuat tenaga Raden Kemas Padede berusaha melawan arus gelombang tersebut.
Perjuangan demi perjuangan untuk merengkuh dayung yang merenpa perahunya akibat gelombang yang bergulung-gulung itu, namun apa keyataannya sesampai disebrang Raden Kemas padede tak lagi menemukan makam orang tuanya. Tanah yang semula tempat makam itu telah menjadi rata akibat sapuan gelombang dasyat tadi,layaknya tak ada apa-apa disitu. Kejadian yang sangat dramatis dalam tempo singkat itu menjadi tanda Tanya besar bagi masyarakat ketika itu. Demikianlah Raden Kemas Padede hanya dapat pasrah dengan apa yang terjadi. Peristiwa itu menjadi buah bibir dan kenangan tersendiri bagi masyarakat Gelumai.sebelum wafat Raden Kemas Padede berwasiat kepada para pemuka adat saat itu, agar kelak nama kelumai diganti menjadi Gelumbang untuk mengenang hilangnya makam orang tuanya dan sekaligus tokoh berjasa akan dusun itu. Kata yang punya cerita konon makam Raden Kemas Padede terletak dibawah balai desa gelumbang saat ini dan makam Raden Wihardjo beserta istrinya Huminah terletak di belakang rumah mantan pesirah Gelumbang.

Rabu, 27 Agustus 2014

PROFIL SMA NEGERI 1 UNGGULAN INDRALAYA UTARA



SMA NEGERI 1 INDRALAYA UTARA tergolong mudah  dengan prestasi dan kinerja yang cukup membanggakan. Berdiri sejak tahun 2005 melalui SK Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Ogan Ilir, No : 800/1197/SM/D.Diknas Kab.Oi/2005 ditetapkan sebagai SMA Negeri 2 Unggulan Indralaya.  dan ditetapkan berdasarkan SK Bupati Ogan Ilir 2006, dengan nomor  SK : 145/kep/D.Diknas.Oi/2006,   di latar belakangi harapan  Pemerintah kabupaten Ogan ilir untuk menciptakan sekolah setingkat SMA yang menjadi kebanggaan warga Ogan ilir. Seiring dengan pemekaran wilayah di kabupaten Ogan Ilir tahun 2008 ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan ilir menjadi SMA Negeri 1 Indralaya Utara.

    Melalui berbagai prestasi yang dicapai baik tingkat kabupaten, Provinsi, serta Nasional, baik bidang akademik maupun non akademik, salah satunya di bidang Lingkungan hidup, maka pada tahun 2008 SMA Negeri 1 indralaya utara ditetapkan menjadi sekolah model Adiwiyata, tidak hanya itu pada tahun 2009, Departemen Agama Kantor Daerah Kabupaten Ogan Ilir menetapkan SMA Negeri 1 Indralaya Utara Sebagai Sekolah Model Pendidikan Agama Islam, dan pada tahun yang sama PKK Kabupaten Ogan ilir, yang langsung ditetapkan Ibu Bupati Ogan ilir yang merupakan Ketua PKK Kab. Ogan Ilir menetapkan sebagai sekolah percontohan Penerapan Kesetaraan Gender.
Kepercayaan berlanjut hingga tahun 2010 Direktorat Jenderal Pendidikan Nasional menetapkan SMA Negeri 1 Indralaya Utara sebagai Sekolah Kriteria mandiri. Dari hasil penilaian penerapan Sekolah Model, dengan berbagai kriteria Penilaian SMAN 1 Indralaya utara mampu menduduki peringkat 22 dari 132 Sekolah Model se – Indonesia. Untuk itu SMA ini ditunjuk sebagai salah satu Pusat Sumber Belajar (PSB) di Indonesia. Maka pada tahun 2012 SMA Negeri 1 Indralaya utara ditetapkan sebagai sekolah berbasis Keunggulan Lokal  dan implementasi pembelajaran berbasis ICT di bawah  binaan Direktorat pembinaan SMA DIRJEN Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

      Dengan binaan langsung dari Direktorat jendral Kementrian Pendidikan dan kebudayaan , diasuh oleh tenaga pendidik yang handal serta peralatan yang memadai, SMA Negeri 1 Indralaya utara siap menjadi ujung tombak dalam  mendidik  putra-putri bangsa untuk menjadi yang terbaik.